Hal itu disampaikan oleh General Manager (GM) Kantor Daerah Telekomunikasi (Kandatel) Aceh Zarwilis Yunus di Banda Aceh, Kamis (8/4) disela-sela pergantian dirinya dengan GM Kandatel yang baru.
Menurut Zarwilis, pasca tsunami program menjadikan Aceh sebagai Cyber City terus dilakukan Kandatel Aceh, salah satunya memberi layanan internet di warung-warung kopi. "Kita tentu melihat perkembangan yang demikian tentu sangat bangga, karena di daerah luar Aceh saja tidak ada," sebutnya.
Dia mengungkapkan, di Jakarta atau kota-kota besar lainnya di Indonesia, jarang ada warung kopi dengan ketenaran internet di kalangan masyarakat. "Bayangkan, untuk bisa mengakses internet saja kita harus masuk perhotelan atau tempat-tempat khusus yang tentunya harus memakai biaya yang lebih banyak. Coba kalau di Aceh, hanya bermodalkan Rp 5000 untuk secangkir kopi, kita telah bisa mengakses internet secara gratis pula," cerita Zarwilis.
Jadi, ujar Zarwilis, fungsi pihak Telkom sendiri tidak hanya bisnis, namun sebagai agen pembangunan yang turut membangun sosial ekonomi masyarakat agar lebih meningkat dan turut mencerdaskan kehidupan bangsa.
Zarwilis menyebutkan, salah satu warung atau cafe yang menyediakan jaringan internet gratis yang dinilai terbaik saat ini di Aceh, ada di Kota Bireuen yaitu Star Black Cafe Net. "Mereka dengan hanya bermodal Rp 200 juta telah mampu menambah omset," katanya.
Kecuali itu, Zarwilis mengakui selam kepemimpinannya di Kandatel Aceh sejak 2007, berbagai program telah dicanangkan diantaranya Kampung Digital, Warung Digital, Internet Sehat, bahkan ada salah satu program yang saat ini digagas yaitu Masjid Digital.
Sementara itu, posisi Zarwilis Yunus nantinya kan digantikan oleh Mohammad Salimi yang dulunya bertugas sebagai Deputi Telkom Sumatera Barat. Sedangkan Zarwilis akan bertugas di Jambi. (The Globe Journal)
Menurut Zarwilis, pasca tsunami program menjadikan Aceh sebagai Cyber City terus dilakukan Kandatel Aceh, salah satunya memberi layanan internet di warung-warung kopi. "Kita tentu melihat perkembangan yang demikian tentu sangat bangga, karena di daerah luar Aceh saja tidak ada," sebutnya.
Dia mengungkapkan, di Jakarta atau kota-kota besar lainnya di Indonesia, jarang ada warung kopi dengan ketenaran internet di kalangan masyarakat. "Bayangkan, untuk bisa mengakses internet saja kita harus masuk perhotelan atau tempat-tempat khusus yang tentunya harus memakai biaya yang lebih banyak. Coba kalau di Aceh, hanya bermodalkan Rp 5000 untuk secangkir kopi, kita telah bisa mengakses internet secara gratis pula," cerita Zarwilis.
Jadi, ujar Zarwilis, fungsi pihak Telkom sendiri tidak hanya bisnis, namun sebagai agen pembangunan yang turut membangun sosial ekonomi masyarakat agar lebih meningkat dan turut mencerdaskan kehidupan bangsa.
Zarwilis menyebutkan, salah satu warung atau cafe yang menyediakan jaringan internet gratis yang dinilai terbaik saat ini di Aceh, ada di Kota Bireuen yaitu Star Black Cafe Net. "Mereka dengan hanya bermodal Rp 200 juta telah mampu menambah omset," katanya.
Kecuali itu, Zarwilis mengakui selam kepemimpinannya di Kandatel Aceh sejak 2007, berbagai program telah dicanangkan diantaranya Kampung Digital, Warung Digital, Internet Sehat, bahkan ada salah satu program yang saat ini digagas yaitu Masjid Digital.
Sementara itu, posisi Zarwilis Yunus nantinya kan digantikan oleh Mohammad Salimi yang dulunya bertugas sebagai Deputi Telkom Sumatera Barat. Sedangkan Zarwilis akan bertugas di Jambi. (The Globe Journal)
